Salutations Bghd mikoku0510 jejak

Sep 12

posted under | 0 Comments

Hey Bghd mikoku0510 jejak

May 03

posted under | 0 Comments
Feb 13

posted under | 0 Comments

From: miraa nihlaa

Aug 25

Hiya


http://bebekderekoyu.com/himself.php?race=d9ze4y4hzpsd3





miraa.nihlaa@yahoo.co.id

miraa nihlaa

Sent from my iPhone

posted under | 0 Comments

From: miraa nihlaa

May 29

Hi

http://parafiastrzelcewielkie.pl/picture.php?action=f7hakmzkp82d5


miraa nihlaa

Sent from my iPhone

posted under | 0 Comments

Doa Karin

May 22

"Rin, kata bang Idrus kalau memang ingin hasil jerih payahnya tidak abu-abu sebaiknya bekerja sama tukang beras aja. Insya Allah bersih, sebersih berasnya”. Kata Andri sambil memegang telinganya. Sontak neng Karin kaget, tapi ia berusaha menyembunyikannya. Seraya membetulkan letak kacamatanya ia berkata, “maksudmu apa ndri?”.
Sesaat Andri mematikan HP yang dari tadi berada dalam genggamannya, lalu berkata “maaf rin, tadi saya hanya disuruh Pak Jufri untuk menyampaikan ini. Sebetulnya ini hanyalah becandaan anak-anak saja. Hanya saja Pak Jufri ‘minta’ saya untuk menyampaikan kepada Karin sekaligus direkam sebagai bukti saya sudah menyampaikannya”. sambil menunjukkan hp nya kepada Karin
"Astaghfirullah." gumam Karin dalam hatinya. "Ya sudah lah, sana kembali ke tempatmu ndri. Aku tau bagaimana kelakuan pak Jufri dan Bang Idrus." sambung Karin dengan suara tercekat menahan tangis.Tepat lima langkah kaki Andri melangkah keluar dari ruangan Karin dan Rita, tanpa komando meluncurlah butiran-butiran mutiara kecil di mata Karin, seolah tanpa bisa Karin tahan butiran-butiran itupun semakin banyak. Rita pun spontan memberi Karin tisu dan berusaha menenangkannya.
Tiba-tiba terdengar suara tertawa kompak bersama diruang sebelah, ruang meeting. Rupanya mereka tertawa karena Andri telah menyelesaikan 'tugas'nya dengan baik, dengan suara tegas dan masih tercekat  menahan tangis Karin bersuara, "Mungkin bagi mereka alasan gw resign ini klise, tapi itu bukan hal yang layak untuk dijadikan bahan lelucon dan bahan becandaan. Buat gw ini hal serius, ini masalah prinsip!!" kata Karin kepada Rita.
"Sabar rin, sabar. Lo tau kan bosnya emang begitu", sahut Rita. Tanpa Karin sadari, rupanya Rita pun menangis.  Sementara itu, masih terdengar suara tertawa di ruang meeting sana. Karin pun masih menangis dan beristighfar dalam hati.
Memang beberapa hari yang lalu Karin mengajukan surat mengundurkan dirinya kepada Supervisornya, Pak Jufri. Alasan Karin mengundurkan diri hanya karena Karin merasa bahwa apa yang menjadi penghasilannya selama ini sudah bergeser status kehalalannya. Karin menyadari bahwa alasannya memang terkesan klise, bahkan bisa dianggap munafik oleh banyak orang. Tetapi Karin tidak pernah mengira bahwa tanggapannya akan seperti ini.
"Bagaimana tidak, Karin sudah 7 tahun lebih berkarya diperusahaan tempatnya bekerja sekarang ini. Tetapi ia masih saja mempermasalahkan tentang 'itu'", begitu salah satu komentar bang Jufri waktu diruang meeting itu.
Banyak komentar negatif yang diterima Karin semenjak pengajuannya itu, karena dianggap tidak seharusnya Karin menjadikan ketidakjelasan status halal itu sebagai alasannya untuk mengundurkan diri. "kenapa tidak dengan alasan menikah?mendapatkan pekerjaan lain?ataupun karena ketidakpuasan atas gaji yang sekarang?" begitu rata-rata komentar orang-orang disekeliling Karin, termasuk Pak Jufri.
Hanya Rita yang mengetahui betul bagaimana maksud Karin sebenarnya, Rita adalah teman kerja Karin dan mereka satu ruangan. Rita yang suka menjelaskan bagaimana duduk persoalan sebenarnya, seperti bahwa keinginan Karin resign bukanlah  yang pertama kali, kemudian apa alasannya pun sudah sering dibicarakan Karin kepada Pak Jufri. Hanya saja mungkin selama ini Pak Jufri tidak pernah menganggap itu semua adalah hal serius bagi Karin. Hingga saat Karin mengajukannya secara nyata, Pak Jufri menjadi kecewa, terutama alasan itu.

***

Satu minggu sudah berlalu, tetapi suasana kerja Karin semakin tidak nyaman. Pak Jufri memperlakukan Karin dan Rita secara berbeda. Semua pekerjaan Karin yang berhubungan dengan pak Jufri, harus Karin sampaikan melalui Rita dan Rita akan menyampaikannya kepada pak Jufri, begitu juga sebaliknya. Semua akses Karin terhadap pekerjaannya pun semakin dibatasi, hingga sisa pekerjaan Karin hanyalah hal-hal mudah yang dapat dikerjakan oleh semua orang.

Jum'at pagi ini kantor cukup ramai, kawan-kawan sedang mengobrol diruang meeting. Entah apa yang dibicarakannya, tetapi terlihat sekali keseruan mereka mengobrol. Karin pun menghampiri mereka, dan bertanya apa yang sedang dibicarakan saat itu. "Rit, apa yang lagi diobrolin siy?kayanya seru banget deh". Sapa Karin. "Lo belum denger rin?Kalau bang Idrus semalam kecelakaan motor." jelas Rita. "Astaghfirullah, yang benar Rit?kecelakaan dimana, kapan?terus gimana keadaannya sekarang?" kejar Karin.

"Sabar rin, tenang dong. kenapa jadi lo yang panik?Alhamdulillah, bang Idrus baik-baik saja. Kejadiannya di bawah flyover raya situ tuh. Bang Idrus mau pulang, setelah dari lemburnya, malam jum'at semalam, tepat pukul 24.00. Kata security yang menjaga dibawah sekaligus saksi matanya sih, motornya bang Idrus muter dan terguling-guling. Padahal saat itu jalanan sepi dan dia membawa motornya juga ga dengan kecepatan tinggi malah bisa dibilang pelan. Kondisi terakhir bang Idrus itu, giginya patah dan lepas sebanyak 4 buah. Tangan kanan kirinya terluka, juga bahu kanan kirinya. Nah, kalau menurutnya bang Idrus kenapa dia bisa tiba-tiba jatuh, karena dia merasa tangan kanannya ada yang menariknya hingga kebelakang.

"Innalillahi wa inna ilahi rojiun, ada-ada aja ya". sahut Karin. "kita doakan saja semoga baik-baik semuanya, aammiin". kata Rita. "aamiinn". sambung Karin dan kawan-kawan lain yang memang ada diruangan meeting.

***

Tiba-tiba pintu ruang meeting terbuka, ternyata Fariz yang baru masuk. Setiap pagi memang kami selalu berkumpul dulu di ruang meeting, baru setelahnya kembali kemeja masing-masing atau langsung kelapangan. "Fuih, macetttt ya mba dimana-mana", teriak Fariz. "Biasa hari senin, pada semangat kerja". sambung Rita sambil tersenyum. "Wahhhh, bang Idrus udah masuk. Alhamdulillah. Coba lihat, mana giginya yang ilang?", goda Rita.

Bang Idrus hanya tersenyum tipis, ia berusaha menyembunyikan sigigi yang hilang. Kemudian kawan-kawan berusaha untuk membuat lelucon yang bisa membuat bang Idrus tersenyum lebar. Ketika sampailah pada lelucon yang terlucu, kontan kami semua tertawa lebar seaya melirik ke araha bang Idrus. Ternyata bang Idrus tersenyum lebar, saat bang Idrus tersenyum, kontan kawan-kawan tambah tertawa, dan benar saja, gigi bagian depannya kosong.

Hihihi, jadi saat dia tersenyum, langsung terlihat lidahnya. Tak pelak lagi, bang Idrus pun menjadi bahan becandaan oleh kawan-kawan. Didasari niat isengpun Pak Jufri menghadiahi bang Idrus masker Joker senyum. Katanya agar ketika bang Idrus tertawa tidak terlihat giginya yang hilang.

Jam demi jam pun berlalu. Suasana kantor masih belum banyak perubahan, bahkan Karin merasa dirinya ada atau tidak ada tak berpengaruh besar tetapi ia masih mengerjakan pekerjaan yang tersisa dengan sebaik mungkin. Hingga masuk waktu ashar, tiba-tiba Hp Rita berbunyi dan Rita mengangkatnya, "halo, iya. Terus? yang bener? astaghfirullah...Andri? Kecelakaannya gimana? ya udah, oke-oke".

"Kenapa Rit?" sergah Karin. "Andri kecelakaan Rin, baru saja kejadiannya. Di dekat pintu terminal, dia menghindari trailer, tapi malah menabrak mobil yaris. Sekarang lagi dibawa Fariz ke rumah sakit. karena kabar terakhir, Andri mengeluarkan darah saat dia batuk". kata Rita menjelaskan. Karin menyambar, "Ya Allah, kecelakaan lagi. Astaghfirullah. Mudah-mudahan Andri ga kenapa-napa ya Rit". Lalu Rita mengingatkan untuk sebaiknya segera menunaikan sholat Ashar, "Ayo, kita sholat berjamaah yuk, sekalian mendoakan mereka juga mendoakan agar kita semua dijauhkan dari mara bahaya". ajak Rita. "Hayuk", sahut Karin.

Hal ini terus berputar-putar dikepala Karin, baik saat ia berwudhu dan juga mengenakan mukena. Terlihat dahi Karin sesekali berkerut, seperti orang memikirkan sesuatu yang berat. Lantas Karin mengutarakan kepada Rita apa yang ia pikirkan, "Rit, ini siyh pemikiran gw aja. Kecelakaan yang terjadi dalam seminggu ini, sepertinya Allah SWT sedang memberikan bukti nyata kepada gw bahwa orang-orang yang mendzolimi orang lain pasti ada balasannya, baik ia bercanda atau serius. Bahkan jujur, hal ini membuat gw takut. Takut kalau gw sampai salah bicara. Karena balasan Allah SWT itu sesungguhnya dekat banget sama kita. Cuma kadang kita aja yang ga sadar. Hal ini beneran deh, bikin gw mikir. Jadi bahan interopeksi diri gw, astaghfirullah". sambil terus beristighfar dalam hatinya.

Rita langsung berkata, "maksud lo, mereka kecelakaan gara-gara lo gitu? udah jangan terlalu dipikirin. Emang lo doain mereka yang buruk-buruk? ga kan? mungkin mereka aja kurang hati-hati atau emang lagi rejekinya kecelakaan". " ga ko, gw ga doain mereka yang buruk. Bahkan saat kemarin itupun gw ga berdoa minta dibalas orang-orang yang menyakiti gw. ya, ini hanya jadi pelajaran buat gw aja. Baik bercanda atau tidak, tapi jika sesorang itu tersakiti maka tanpa kita sadari kita sudah mendzoliminya". sambung Karin sambil seraya membetulkan letak mukenanya. "Ya sudah, kita sholat dulu yuk". kata Rita. Akhirnya mereka pun sholat berjamaah, tanpa disadari Rita, diam-diam Karin menangis dalam sholatnya.

Kemudian Karin berdoa " Ya Allah SWT, ampuni aku yaa Robb. Sungguh balasanMu benar-benar dekat. Sedekat detak jantung dengan nadinya. Ampuni Hamba ya Allah, ampuni juga mereka. Berikan mereka keselamatan juga kesehatan. Hamba tak menaruh dendam kepada mereka, karena insya Allah hamba jadikan ini sebagai pengurang dosa-dosa hamba yang menggunung. Jadikan hamba dan mereka orang-orang yang dapat menjaga lisan dan hati ya Allah.. Jadikan peristiwa ini sebagai pembuka hidayah bagi kami ya Allah..". dengan diiringan tetesan airmata , membuat Karin semakin dalam menunduk dan meresapi doanya.

***


Miraa Nihlaa



posted under , , , | 1 Comments

Jeruk dan si tukang daging

May 15

Sore itu kuputuskan untuk main kerumah tanteku, yang sebenarnya jarak
rumah kami tidak terlalu jauh. Hanya saja memang kesibukan satu sama
lain yang membuat kami jarang saling mengunjungi. Aku meminta bantuan
kakak sepupuku (anaknya tante ku, red) untuk menemani aku kesana, karena
misi kedatanganku selain untuk bersilaturahmi juga untuk membicarakan
"bisnis".

Sampailah aku dirumah kakak sepupuku, Nina namanya. Tentu saja diawali
dengan mengobrol ringan dengan Nina mulai dari mengenai lampu rumah,
krim muka, tips diet, lowongan kerja hingga curhatan serius mengenai aku
yang akan mengundurkan diri dari kantor. Tak terasa waktu sudah
menunjukkan waktu sholat isya, jadi sudah hampir 2 jam aku mengobrol
dengan Nina. Lalu kami putuskan untuk mendatangi rumah Orangtuanya, yang
hanya tinggal menyebrangi jalan dari depan rumah.

Bergegas kami memasuki pintu pagar, seraya berucap "Assalamu 'alaykum",
kemudian mengunci kembali pintu pagar yang telah kami lewati. "Waalaikum
salam.... skerkk..", terdengar suara dari dalam menjawab salam kami
sambil terdengar suara kunci pintu kayu yang dibuka. Tanteku yang
membukakan pintu ternyata, spontan Nina langsung mencium tangan ibunya
dan langsung mengatakan bahwa ada aku dibelakangnya, reflek ku juga
langsung menjulurkan tanganku untuk mencium tangannya.

Lantas ku ditawari untuk makan malam bersama, sebenarnya perutku tidak
terasa lapar tetapi untuk menghormati tuan rumah maka ku terima
tawarannya. Kami makan malam di meja makan, aku, Nina, tanteku, omku,
dan kedua orang adiknya Nina. Setelah makan malam selesai,
piring-piringpun belum dirapihkan. Om ku bercerita bahwa hari ini, kakak
dari suami anaknya datang kesini, guna bersilaturahmi, Kak Sholeh
namanya. Kak Sholeh bercerita kepada Om ku mengenai apa yang dialaminya
beberapa hari belakangan yang cukup menginspirasi hidupnya.


***

Kak Sholeh adalah dokter disalah satu Rumah Sakit Pemerintah di Jakarta.
Suatu waktu, kak Sholeh menerima pasien, sebut saja namanya Ari. Ari
sedang bercerita kepada kak Sholeh sakit apa yang dirasa olehnya,
tiba-tiba Ari jatuh pingsan. Bergegas kak Sholeh memeriksanya, dan
ternyata Ari saat itu didiagnosa dalam keadaan koma kemudian diputuskan
bahwa Ari harus dibawa dan dirawat di Ruang Rawat Intensif (ICU).

Rupanya beberapa hari setelah Ari dirawat di ruang rawat Intensif itu,
seketika Ari sadar, bangun lalu tiba-tiba dia lari keluar dari rumah
sakit dan menghilang. Tentu saja hal itu membuat para tenaga medis
disana kebingungan, terutama kak Sholeh.

Beberapa hari kemudian Ari kembali menemui kak Sholeh, hanya saja kali
ini kedatangannya bukan untuk berobat melainkan meminta maaf atas
kepergiannya yang membuat heboh pihak rumah sakit dan juga untuk
memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi saat itu dengan dirinya.

Ari bercerita, sebenarnya saat ia berada di ruang rawat intensif itu, ia
bermimpi tiba-tiba ia berada disuatu tempat yang sangat lapang dan
berwarna putih. Dia perhatikan dirinya, ternyata dirinya berpakaian
putih-putih namun banyak robek dimana-mana, seperti compang camping.
Kemudian ia kembali memperhatikan sekelilingnya, banyak sekali
orang-orang yang berpakaian sama dengannya, hanya saja mereka sedang
memakan sesuatu dan sesuatu itu mereka dapatkan dengan memungutnya dari
tanah dan itu pun mereka harus berebutan satu sama lain untuk
mendapatkan makanan itu.

Hampir disekelilingnya ia mendapatkan pemandangan yang sama, saat dia
mencoba memandang jauh kedepan, dia melihat ada seorang ibu diujung sana
yang sedang berdiri tegak dan dikerumuni orang-orang yang kelaparan tadi
dibawahnya, seperti sedang memunguti sesuatu tadi. Ari sunggu penasaran,
hingga akhirnya ia bertanya kepada sang ibu, "wahai ibu, apa yang sedang
ibu lakukan?". Sang ibu menjawab, "saya sedang mengupas jeruk nak". "Ibu
mendapatkan dari mana jeruk itu?" kejar Ari. "Saya dapatkan jeruk ini
dari anak saya, nak", jawab sang ibu.

Tentu saja jawaban sang ibu membuat Ari semakin penasaran. karena
setelah Ari perhatikan dengan seksama, ternyata apa yang diperebutkan
oleh orang-orang yang sedang berjongkok disekeliling ibunya itu adalah
hanya kupasan-kupasan kulit jeruk, sedangkan sang ibulah yang memakan
buah jeruk itu. Akhirnya Ari pun bertanya kembali, "sebenarnya kiriman
macam apa yang anak ibu berikan sehingga ibu mendapatkan isi dari buah
jeruk sementara orang-orang disekeliling ibu hanya mendapat kulitnya?",
dengan nada mengejar. sambil mengeleng-gelengkan kepalanya, sang ibu
menjawab, "saya tidak tahu apa yang dikirimkan oleh anakku, nak.
Sungguh, Ibu tidak tahu apa yang anak ibu kirimkan. Tapi ibu sungguh
bahagia, kirimannya membuat ibu menikmati isi buah jeruk ini". Tanpa Ari
sadari, Ari bertanya "Anak ibu itu siapa?apa kegiatannya sehari-hari?".
Sang ibu pun menjawab, "anakku hanyalah orang biasa, dia hanyalah
seorang penjual daging sapi, nak". "Dimana tempatnya berjualan bu?"
kejar Ari. "Ia berjualan di pasar Mester, Jatinegara", jawab sang ibu.
"Titip salam ya buat anakku itu", sambung sang ibu. dan spontan Ari
mengangguk.

Nah, tepat sesaat sang ibu selesai menjawab, saat itu pula Ari siuman
dari koma dan segera berlari keluar dari rumah sakit itu.

Setelah Ari selesai bercerita, kemudian kak Sholeh bertanya, "Kamu
berlari kemana saat itu, ri?". Ari menjelaskan, bahwa saat itu dia
berlari menuju pasar mester, Jatinegara. Dia pergi kesana untuk mencari
anak sang ibu itu. dia bertanya kesana kemari, hampir seluruh tukang
daging dipasar itu telah dia tanyai, hingga sampailah ia ditempat tukang
daging yang dimaksud, yaitu anak sang ibu. Daging dagangannya masih
tergantung disana, tetapi tidak ada orangnya. kemudian Ari bertanya
kepada tukang daging lain, kemana pergi sang penjual. Si tetangga
berkata, " diketok saja pak mejanya, nanti juga keluar orangnya".

Ari pun akhirnya mengetuk-ketuk meja kios tersebut, tiba-tiba menyembul
kepala dari bawah mejanya. Sungguh gelagapan Ari dibuatnya, karena kaget
ada yang muncul dari bawah meja. Lalu Ari mengatakan, bahwa si abang
mendapatkan salam dari sang ibu. Kontan saja si abang kaget, lantas dia
berkata "ah si bapak bercanda, ibu saya sudah lama meninggal". Ari pun
berusaha menyakinkannya bahwa si abang ini benar-benar mendapatkan salam
dari ibunya dan Ari pun menanyakan perihal kirimannya, "bang, sebenarnya
abang lagi apa dikolong meja dan kiriman apa siy yang abang kasih buat
ibu?". "ga ngapa-gapain ko pak". Beberapa kali Ari mendesak sang abang,
tetapi jawabannya tetap sama, hingga akhirnya Ari menceritakan mengenai
mimpinya dan sang abangpun akhirnya memberitahu bahwa sebenarnya yang ia
lakukan dikolong meja adalah ia mengaji (membaca) al-qur'an. Menurut
sang abang, daripada ia bengong menunggui dagangannya yang kadang belum
ada pembeli lebih baik ia menunggu sang pembeli dengan menghabiskan
waktu dikolong meja sambil mengaji dan mungkin itulah yang dimaksud
kiriman oleh ibunya.

Tak terasa airmata kak Sholeh meleleh di pipinya, sambil seraya berkata
"Ari, terima kasih untuk kisah hidupmu. Insya Allah mimpi ini datangnya
dari Allah dan memberi hidayah kepada kita semua, terutama untuk kita
para anak agar tidak lupa untuk terus mendoakan kedua orang tua kita
melalui doa dan perbuatan baik lainnya". " amiin, insya Allah, sama-sama
pak dokter", jawab Ari.

***

Saat selesai bercerita, om ku berkata, "memang benar anjuran membaca
al-qur'an itu jauh lebih baik. Bacalah meski hanya satu ayat. Lebih baik
sedikit tetapi rutin daripada sekali baca banyak ayat tapi jarang."

note : Mari kita berlomba-lomba berbuat kebaikan, karena setiap kebaikan
yang kita buat akan memberikan 1000 kebaikan untuk sekeliling kita
terutama untuk orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang telah
tiada.

--
Miraa Nihlaa

posted under , , , , | 0 Comments
Older Posts

Bertanyalah Dulu

About Me

My photo
DKI Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia
Untuk pemesanan, info harga, diskusi, dll call me:0817.911.4305 Pin BB:By request (sms) email:miraa.nihlaa@yahoo.co.id

Jangan COpas!!

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker
Powered by Blogger.