Sehat dengan membuang "bangkai"

Feb 19

Saat kita merasa kesal, sebal, kecewa dan lain-lain. Banyak diantara
kita yang tidak mengeluarkannya dengan cara yang benar, bahkan cenderung
tidak dikeluarkan justru disimpan rapat dalam hati.

Saya pun melakukan hal yang sama terkadang, karena merasa tidak memiliki
tempat, waktu atau media untuk mengekspresikan sifat-sifat negatif
tersebut. Memang tidak sebaiknya kita menyimpan rasa itu lama-lama.
sadar atau tidak tetapi perasaan itu menggerogoti fisik kita, perlahan
tapi pasti.

Mengapa demikian?
coba saja anda perhatikan orang-orang disekitar anda, bagi mereka dalam
kelompok yang menyimpan emosi ini dan yang membuangnya. Anda akan
menemukan kecenderungan kelompok yang membuang emosi ini jauh lebih
sehat dari pada kelompok lainnya, sehat secara jasmani maupun rohani.

Butuh bukti?
Anda dapat menjadikan diri anda sendiri sebagai objek penderita. Simpan
sebuah perasaan negatif tadi, misalnya kecewa. Maka anda akan merasa
tidak nyaman jika bersama dalam satu ruang/lingkup dengan orang yang
membuat anada merasakan kekecewaan tersebut. Pekerjaan yang anda lakukan
pun kehilangan fokus dari anda karena anda cenderung mengedepankan emosi
anda tadi. Dampak tercepatnya adalah anda mengalami sakit kepala ringan
atau influenza.

Menyimpan emosi-emosi negatif ini ibarat menyimpan bangkai yang terus
anda bawa kemanapun anda pergi. Niscaya bangkai tersebut akan
menyebarkan bau dan menyebarkan bibit penyakit kepada sipembawa. Lantas,
apakah kita akan tetap mau menjadi "si pembawa bangkai" jika kita sudah
mengetahui betapa tidak sehatnya menyimpan emosi negatif tersebut.

Sedangkan bagi orang yang membuang emosi ini, mereka justru merasa
terbebas dari beban yang harus mereka bawa bersamaan dengan semua
resikonya. Mereka tak perlu lagi repot mencari-cari alasan dari rasa
yang mereka alami, tak perlu bertanya kenapa?apa sebabnya?karena siapa?
dan sebagainya.

Setiap peristiwa yang terjadi memang memiliki alasan tertentu, tetapi
tidak menjadikan peristiwa tersebut sebagai alasan kita untuk
berlama-lama dengan emosi tersebut, bukan?

Konon, berolahraga dapat membantu kita mengurangi stress sebab olahraga
menjadi objek lain dari semua perasaan yang terpendam dan membantu
menyegarkan fisik dan pikiran kita.

Mari kita mulai tidak menyimpan bangkai dan lebih sehat menjalani hidup
dengan belajar membuang semua emosi negatif tersebut dengan cara yang
lebih positif.

posted under | 0 Comments

Cukupkah bekal kita?

Feb 14

Kematian selalu identik dengan suasana duka dan menakutkan. Tetapi
tahukah kamu, bahwa kehidupan dialam kubur jauh lebih menakutkan?

Apakah kita sudah menyiapkan diri kita untuk kehidupan kita dialam kubur
dan dialam akhirat kelak?
Apakah kita terlalu sibuk dengan urusan dunia?

Tahukan kamu, bagi kebanyakan orang hidup dengan waktu 24 jam/7 hari
hampir 50 % digunakan untuk tidur, 48% untuk urusan dunia dan hanya 2-3%
yang digunakan untuk belajar menambah ilmu agama islam.

Cukupkah 2-3% itu kita jadikan bekal?
Pernahkah kita merenungi diri ini?
siap kah kita saat kematian itu hadir?

Apa yang kita rasakan saat sudah terbaring menjadi jasad kaku?
Bagaimana merasakan kesendirian dalam kesunyian?
Dapatkah merasa mengigil dalam kegelapan?
Mampukan menjawab pertanyaan malaikat didalam kubur?
Siapkah menerima pukulan gada besi ketika kita tak mampu menjawab?

Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah...

Dimana posisi kita saat ini?
Berada diposisi yang dekat dengan Allah atau justru jauh denganNya?
Cukupkah bekal kita?

"Dan cukuplah Allah sebagai penolongmu, karena Allah adalah
sebaik-baiknya penolong"
Miraa

Lets Do it with hearts
http://mymimistuffs.blogspot.com

posted under | 0 Comments

Rejeki saya ditangan siapa?

Feb 13

Rejeki saya ada ditangan siapa?

Tentu saja, sebagian besar orang yang membaca pertanyaan tersebut akan menjawab secara refleks, "ditangan Allah SWT".

Jawaban itu memang benar adanya. Hanya saja meski rejeki itu ada ditangan Allah, tetapi ia tak akan pernah menghampiri kita jika tidak ada sedikitpun usaha yang telah kita lakukan untuk menjemputnya.

Nah, muncul pertanyaan baru, "rejeki itu ditangan Allah atau ditangan kita? Bukankah jika sudah rejeki tidak akan lari kemana?".

Rejeki adalah Hak preogratif Allah SWT. Tetapi tanpa usaha menggapainya maka rejekipun tidak akan hadir.

Lalu bagaimana dengan yang takut akan kehilangan pekerjaannya lantaran akan dipecat atau diPHK? Atau takut pendapatan dikantor baru tidak akan lebih baik dari kantor lama? Atau khawatir akan usaha yang tidak kunjung laku?

Sementara jawaban diatas rejeki itu milik Allah SWT semata?

Kekhawatiran dan ketakutan itu muncul karena ia belum sepenuhnya menyakini Kuasa Allah atas apa-apa yang dimiliki oleh seorang hambaNya.

Selama kita menyakini rejeki adalah milik Allah SWT, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi mengenai rejeki milik kita. Selagi kita beribadah dengan baik kepada Allah SWT dan menjaga diri dari apa-apa yang dilarangnya.

Mengapa demikian?

Karena begitu mudahnya Allah menghadirkan matahari dan bulan setiap harinya, maka tidaklah mustahil bagi Allah hanya untuk menghadirkan rejeki bagi hamba-hambaNya. Hanya saja apakah hambaNya cukup sabar menunggu pemberian Allah atau tidak?

Semoga kita semua yakin dan percaya bahwa rejeki itu ditangan Allah SWT dan datangnya hanya dari Allah SWT semata serta rejeki yang diberikanNya kepada kita adalah rejeki yang baik untuk kita. Hal ini seharusnya diyakini tidak hanya dilisan tapi juga diyakini hingga hati dan diamalkan melalui perilaku (sesuai pengertian iman sebenarnya, red) sehingga insya Allah tidak akan ada lagi kekhawatiran dan ketakutan semu yang melanda.

Insya Allah kita bisa ;)

NH
Miraa

Lets Do it with hearts
http://mymimistuffs.blogspot.com

posted under | 0 Comments

Menggiring Cita-cita terlupakan

Feb 13

Ya.. Cita-cita yang terlupakan. Ada beberapa cita-cita saya dulu yang terasa sulit untuk diraih dengan kondisi hidup yang ada hingga membuat saya menguburnya tanpa sadar dan menjalani apa yang telah tersedia dihadapan saya kala itu.

Cita-cita itu berupa hal-hal dunia memang. Tetapi terasa hal itu juga dapat dijadikan alat untuk menyebar kebaikan, seperti kemampuan fotografi, kemampuan jurnalistik, kemampuan menulis yang kesemuanya itu dapat mendukung profesi wartawan, fotografer, penulis, penyiar radio/berita (broadcasting), dll. Profesi-profesi yang telah saya sebutkan tadi, ada beberapa diantaranya merupakan cita-cita saya yang terlupakan.

Fotografi, adalah salah satu hal yang menarik untuk saya selami. Alhamdulillah, beberapa waktu belakangan ini saya berkesempatan mengenal fotografi dalam porsi khusus, yaitu Food fotografi.

Dalam laman ini dapat ditemui beberapa hasil jepretan saya. (Narsis :D)

Penyiar Berita atau berhubungan dengan Broadcasting, adalah hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Waktu itu saya belum mendapatkan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut. Beberapa hari yang lalu, dalam sebuah Kelas ilmu yang saya ikuti, diberitakan bahwa mereka telah mengudarakan radio khusus berita dan membutuhkan tenaga broadcast. Tentu saja tenaga tersebut harus sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan, terutama dapat berbahasa ingrris dan bahasa arab.

Berita ini sungguh mengugah diri saya untuk ikut terlibat. Meski sebenarnya saya belum bisa berbahasa Arab tapi tidak membuat saya mundur untuk mencobanya.

Awalnya mencari info tentang workshop broadcast ini terasa buntu. Nomor yang sering berkomunikasi dengan para peserta kelas tidak dapat dihubungi, sms yang saya kirimpun tidak berbuah balasan. Lalu saya terpaksa menganggu Guru saya untuk meminta nomor yang benar. Alhamdulillah beliau memberikannya dan segara saja saya menghubungi nomor tersebut.

Info yang saya dapatkan adalah untuk kesertaan workshop tersebut harus mengisi sebuah formulir dan kuesioner dan diberikan nomor untuk dihubungi berkenaan dengan konfirmasi formulir pendaftaran tersebut.
Hfff.. Sungguh perjalanan yang panjang. Tapi saya bertekad akan mendapatkan formulir itu ;)

Seketika saja saya langsung menghubungi nomor yang diberikan tersebut. Lantas diminta alamat email saya untuk pengiriman form pendaftaran acara tersebut beserta kuesioner yang harus dilengkapi. Ketika komunikasi selesai, bergegas saya mengirim pesan yang berisi alamat email saya.

Saya periksa laman email, ternyata sudah muncul email baru. saya buka email tersebut dan saya unduh lampirannya, kemudian perlahan saya lengkapi formnya yang berisi data pribadi. Saat akan mengisi kuesioner, saya perhatikan ke 10 pertanyaan yang ada disana dan ternyata semua pertanyaan tersebut berhubungan dengan dunia broadcasting beserta teorinya. Tentu saja membuat dahi saya berkerut dan bergumam dalam hati "duh, masih ingat tidak ya kira-kira jawaban dari masing-masing pertanyaan ini secara teoritisnya?". Agar hasil isian cukup maksimal, maka saya jawab satu persatu pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan perlahan dan diisi berdasarkan pengetahuan teoritis saya yang hampir terlupakan. (Maklum sudah lebih dari 6 tahun :D).

Saya unduh lampiran tersebut sekitar pukul 16.00 wib dan saya menyelesaikan isian form-form itu pukul 16.50 wib. Kemudian saya kirimkan kembali lampiran yang telah terisi tersebut dan sembari berdoa, "jika Allah berkehendak memberikan saya kesempatan untuk bermanfaat bagi orang lain dengan kembali mengiring cita-cita yang terlupakan, insya Allah Allah SWT akan membukakan jalannya. Bismillah". Lalu saya klik tombol kirim seraya mengaminkan doa saya.

Sekarang tinggal menunggu hasil dari usaha dan doa. Semoga Allah mempermudahnya.. Aammiin yaa Robbal alamin..

MRN
Miraa

Lets Do it with hearts
http://mymimistuffs.blogspot.com

posted under | 0 Comments
Newer Posts Older Posts Home

Bertanyalah Dulu

About Me

My photo
DKI Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia
Untuk pemesanan, info harga, diskusi, dll call me:0817.911.4305 Pin BB:By request (sms) email:miraa.nihlaa@yahoo.co.id

Jangan COpas!!

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker
Powered by Blogger.